BALAI PENYULUHAN PERTANIAN MEMBANGUN EKONOMI PETANI

Rabu, 10 Juli 2013

MENGAPA HARUS BOKASHI ?




Upaya peningkatan produktifitas pertanian saat ini sangat tergantung pada pengunaan pupuk an organik yang lebih sering dikenal dengan pupuk buatan seperti UREA, SP-36, dan KCl.
Dikalangan petani madura khususnya di Sumenep sangat membudaya. Akibatnya petani jarang sekali mencari alternatif lain untuk melakukan pemupukan, bahkan ada kecenderungan petani untuk menggunkan pupuk secara berlebihan.Hal ini disamping menimbulkan pemborosan juga mengganggu keseimbangan hara dalam tanah, merusak struktur tanah dan mengganggu kelestarian lingkungan.


MANFAAT PUPUK BOKASHI BAGI TANAMAN
Ø  Bahan bahan mudah didapatkan disekitar lahan pertanian
Ø  Singkat dalam waktu penyediaannya
Ø  Murah dalam pembuatannya
Ø  Sebagai sumber bahan organik, sangat baik dalam memperbaiki kondisi biologi, fisika dan kimia tanah

CARA PENGGUNAAN BOKASHI PADA TANAMAN PADI SAWAH
1.      Bokashi 3 ton ditebarkan pada lahan sawah sebelun tanah diolah / dibajak
2. Lahan sawah yang telah ditaburi Bokashi kemudian diolah/dibajak supaya terjadi pencampuran secara merata antara dipermukaan dan di dalam tanah
3.      Bila petani masih ragu ragu, patani dapat memberikan tambahan pupuk dasar urea 50 kg + SP 36 50 kg per ha pada lahan yang sudah diolah dan belum ditanami
      CARA PENGGUNAAN BOKASHI PADA TANAMAN JAGUNG
1.    Pada lubang yang akan ditanami benih jagung diberi Bokashi satu genggam atau 7 – 10 graml Bokashi
2.      Baru ditanami benih jagung, per lubang 1 biji          ( untuk jagung Hibrida )
3.    Setelah jagung tumbuh diberi Bokashi lagi sebanyak 5 kwt/Ha,pada umur jagung 10 – 14 hari
 


CARA PEMBUATAN BOKASHI PUPUK KANDANG
Bahan :
1.     Pupuk kandang / kotoran hewan (kambing/sapi/kerbau/ayam        : 1 bagian  : 60 zak
2.     Arang sekam / serbuk gergaji    :  0.5 bagian                                               : 10 zak
3.     Bekatul / dedak padi                 :  0.05 bagian                                             : 50 kg
4.     Tetes / gula pasir                      :  2 cc                                                        : 1 ltr/ 1 kg
5.     EM – 4                                     :  2 – 4 cc/lt  air                                         : 1 ltr
6.    Air ( jangan pakai air PDAM )                                                                      : 500 lt

CARA PEMBUATAN
1.    Larutkan EM-4 dan tetes ke dalam air (komposisi 2 cc EM-4,2 cc tetes/liter air ) kalau bisa larutan ini didiamkan selama 24 jam dulu untuk memberi kesempatan agar bakteri EM-4 bisa tumbuh kuat.
2.       Pupuk kandang, arang sekam,dan dedak dicampur secara merata.
3.     Siramkan larutan no.1 secara perlahan lahan  kedalam adonan no.2 dan diaduk aduk hingga merata sampaikandungan air adonan mencapai 60%.adanan yang baik kalau dikepal tidak mengeluarkan air dan bila dilepas tidak kempyar(bhs.madura : nanjur )
4.     Adonan ditimbun rata ditempat yang kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari ditempat yang tidak kena sinar matahari.                                                                                                
Perhatian   :  bila lantai alasnya itu tidak kedap air harus diberi alas berambut. Tapi bila lantainya dari tanah (kedap air ) tidak usah pakai alas berambut.
5.     Adonan yang sudah di ler/ditimbun,selanjutnya dipermukaan adonan ditaburi bekatul tipis tipis. Kemudian diberi larutan EM-4 yng sudah dicampur tetes
6.     Pertahankan suhu gundukan/timbunan antara 40 – 50 oC (hangat kuku ). Bila suhu lebih dari 500C bukalah karung penutup dan gundukan adonan dibalik balik kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam, karena suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
7.     Setelah 4 hari Bokashi telah selesai fermintasi dan siap digunakan sebagi pupuk organik

                                                                                                  H. SLAMET BUSRI, SP

1 komentar: